Example floating
Example floating
BERITAPolitik

Ketua DPR Papua Menerima Aspirasi masyarakat Ormu

226
×

Ketua DPR Papua Menerima Aspirasi masyarakat Ormu

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Paraparatv.id | Jayapura | Ketua Dewan Adat Tabi, Daniel Toto, menerima kunjungan Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw bersama rombongan, di pasir 6 distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua. Rabu (4/9).

Beberapa aspirasi yang disampaikan meliputi, masalah pendidikan bagi anak-anak Ormu, Jalan penghubung yang belum selesai, Pendirian kampung adat Ormu, Tindak lanjut MoU air bersih dengan PDAM Jayapura, Keterwakilan dalam kursi DPRK dan Batas wilayah untuk pembuatan sertifikat.

Menjawab hal itu, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, menegaskan bakal mendukung pendirian kampung adat bagi masyarakat Ormu serta menjamin pelayanan publik yang lebih baik bagi masyarakat adat.

“Kampung Adat ini, selain upaya dari masyarakat sendiri, kami di Provinsi Papua, selama saya menjabat sebagai Ketua DPR, juga turut berjuang sampai kita sahkan Perdasinya (Peraturan Daerah Khusus),” Ucap Jhony.

Ia menjelaskan bahwa Perdasi ini sangat penting karena tanpa Persasi tak mungkin mendapatkan nomor registrasi Kampung adat serta melakukan percepatan dalam mendorong adanya kampung adat bagi masyarakat Ormu.

“Bukan hanya Perdasi diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya, tapi juga proses mendapatkan nomor registrasinya. Puji Tuhan, kalau saya tidak salah, tidak sampai satu bulan kemudian Kampung Adat Ormu sudah mendapatkan nomor registrasi,” tegasnya.

“Ormu ini akan kita jadikan 1 kampung,” pungkas Jhony Banua.

Jhony Banua mendorong agar masyarakat Ormu bisa mendapatkan 1 kursi Perwakilan jalur Otonomi Khusus (Otsus) di DPR Provinsi Papua

“Provinsi itu dapat data 11 kursi 6 Tabi, Saireri 5. Nanti pondok kita berdoa kepala suku kita berdua kita berjuang sama-sama mudah-mudahan kita bisa bantu lewat tahapan-tahapan yang ada. Mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa selesai,” ujarnya.

Ketua DPR Jhony Banua menyampaikan bahwa soal pendidikan dan sumber air bersih merupakan kewenangan pemerintah kota sehingga jika ia terpilih menjadi Walikota, janji itu pasti bakal dilaksanakan,”Maka yang bisa saya jawab nanti,” ungkapnya.

Ia menegaskan bakal mendorong infrastruktur jalan bagi masyarakat Ormu lewat APBD perubahan provinsi Papua tahun anggaran 2024.

“Soal jalan ini, saya akan usahakan di APBD perubahan. Kalau Tuhan sayang saya janji Desember kalian dapat jalan kesini. Kalau tidak Tahun ini karena kami sudah bahas paling lambat Desember tahun depan akan diselesaikan,” ujarnya.

Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rou juga menyampaikan rencananya untuk mundur dari jabatannya dan mencalonkan diri sebagai Walikota Jayapura.

“Saya sekalian mau pamit. Kalau Tuhan sayang dan saya dapat kepercayaan untuk memimpin Kota Jayapura, Ormu akan dapat kampung yang ada di Kota Jayapura. Karena pemerintah hadir untuk melayani kalian, pemerintah ada untuk kalian bukan untuk pejabat, yang lain, saya tidak bisa jawab sekarang. Nanti kalau saya jadi Walikota,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Adat Tabi, Daniel Toto menyampaikan aspirasi masyarakat Ormu terkait ketimpangan pelayanan publik yang mereka alami selama tiga dekade terakhir serta kurangnya perhatian pemerintah.

“Kami, masyarakat Ormu, secara adat adalah warga Port Numbay. Namun dalam pelayanan di Pemerintah Kota Jayapura, kami tidak mendapat perlakuan yang merata di dalam masyarakat Port Numbay, padahal kami adalah suku Port Numbay,” Ucapnya.

Dia menjelaskan bahwa sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 6 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya, wilayah adat mereka berada di wilayah Distrik Jayapura Utara.

“Sudah 31 tahun berlalu, namun dari sisi pelayanan, kita tidak mendapatkan apa-apa,” keluhnya.

Masalah pendidikan, kata Daniel Toto, anak-anak Ormu kurang mendapatkan perhatian didalam dunia pendidikan. Bahkan Ia membandingkan dengan anak-anak Port Numbay lainnya yang mendapat kesempatan bersekolah ke luar negeri dan luar Papua.

“Kita bicara soal anak-anak kita untuk mendapatkan pendidikan, kita tidak dapat, agak susah,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga mengatakan adanya ketimpangan pelayanan yang terjadi antara masyarakat Ormu dan kelompok Port Numbay lainnya.

“Kami orang yang satu rumpun itu tidak dapat pelayanan yang selama 31 tahun,”ungkapnya.(VN)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!